Selasa, 08 Mei 2012

kaset radiologi dan kamar gelap

kaset radiologi dan kamar gelap
1.Kamar Gelap

Pemeriksaan radiograf merupakan salah satu upaya kegiatan medis dalam menegakkan diagnosa. Keberhasilan menghasilkan radiograf yang berkualitas dan memiliki standar estetika radiografi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satunya adalah aktivitas di kamar gelap (dark room) selama melakukan kegiatan prossesing film radiografi.
Kegiatan prossesing radiografi dilaksanakan di kamar gelap diawali dari daerah kering dengan memasukkan film radiografi yang belum di ekspos (unekspose) ke dalam kaset yang selanjutnya dilakukan eksposi terhadap film tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah unloading yaitu mengeluarkan film radiografi dari dalam kaset untuk dilakukan prossesing film radiografi. Sedangkan kegiatan yang dilakukan di daerah basah adalah aktivitas memproses film secara kimiawi.
Karena, begitu pentingnya kamar gelap, maka hal-hal di bawah ini merupakan sekelumit tentang kamar gelap yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah :
1. Fungsi Kamar Gelap
Tempat untuk mengisi dan mengeluarkan film dari kaset
Tempat untuk memasukkan film pada automatik prosessor
Tempat pemeliharaan kaset, intensyfing screen, dan automatic processor.
Tempat penyimpanan unekspose film.
Tempat membuat duplikasi dan subtraksi film.
Tempat melakukan silver recovery.
















































2 Lokasi Kamar Gelap
2.1. Ditempatkan pada tempat yang strategis., sehingga mudah di capai dari tempat-tempat pemotretan.
2.2. Berdekatan dengan kamar sortir film
2.3. Dekat dengan ruang arsip
2.4. Dianjurkan untuk dua kamar pemotretan tersedia satu kamar gelap.

3. Konstruksi Kamar Gelap
3.1. Ukuran :
Luas 3 X 3 m persegi dengan tinggi 2,75 m
3.2. Lantai 
Bahan tidak mudah kropos.
Tahan terhadap cairan pencuci film.
Tidak licin, jika lantai basah.
3.3. Dinding.
Warna terang
Memantulkan cahaya
Mudah dibersihkan
3.4. Langit-langit.
Di cat dengan warna yang tidak mengelupas

 





































1.4. Proteksi Radiasi Kamar Gelap
Ketebalan dinding di buat equivalen 2 mm Pb
Tembok biasa dengan ketebalan 20 – 25 cm
Dinding beton cor setebal 15 cm
Tembok biasa dapat dilapisi dengan plat Pb 2 mm



2.Kaset
Untuk melindungi film x-ray yang telah maupun belum di ekspose diperlukan suatu alat yang disebut kaset. Kaset, dalam panggunaannya selalu bersama dengan intensyfing screen yang terletak di depan dan dibelakang film. Kaset memili berbagai fungsi, diantaranya adalah: melindungi intensyfing screen dari kerusakan akibat tekanan mekanik, menjaga intensyfing screen dari kotoran dan debu. Selain itu kaset juga berfungsi menjaga agar film dapat dengan rapat menempel pada kedua intensyfing screen yang terletak di depan dan belakang kaset tersebut secara sempurna serta membatasi radiasi hambur balik dari belakang kaset.
kaset memilki berbagai macam ukuran. Diantaranya adalah berukuran : (18 X 24) cm, (24 X 30) cm, (30 X 40) cm, (35 X 35) cm dan (35 X 43) cm. Penggunaan berbagai macam kaset ini ditentukan oleh objek yang akan di periksa.sebagai contoh adalah pemeriksaan pada manus. Karena objeknya kecil maka untuk effisiensinya menggunakan kaset yang berukuran (18 X 24) cm. adapun ciri-ciri konstruksi kaset yang ideal menurut standar yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:

 
















 a)kuat dan tahan untuk pemakaian sehari-hari.
b)Ringan sehingga memudahkan penyimpanan dan pada kondisi penerangan yang cukup, mudah di buka dan di tutup.
c)memiliki tepi atau sudut yang tidak tajam sehingga tidak melukai pasien maupun pekerja.
d)Bagian depan kaset tidak mempengaruhi kualitas radiograf yang dihasilkan.
Bagian belakang dilapisi oleh lapisan besi atau Pb. Sehingga dapat mengurangi radiasi hambur balik yang berasal dari kaset bagian belakang.

Keberadaan kaset dengan fungsi-fungsimya mau tidak mau akan memberikan kontribusi yang besar terhadap keberhasilan pemeriksaan radiodiagnostik. Oleh sebab itu kaset harus dijaga sedemikian rupa dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi. Kerusakan-kerusakan pada kaset ini sering terjadi ketika penempatan kaset yang dalam penggunaannya sering berada langsung di bawah pasien sehingga terjadi tekanan-tekanan mekanik. Dan kaset yang secara tidak sengaja terjatuh serta benturan-benturan yang terjadi padanya, juga merupakan penyebab kaset mengalami disfungsi. Disfungsi ini dapat terlihat ketika kaset tidak dapat melindungi film dari cahaya luar, sehingga akan dihasilkan fog pada hasil radiograf. Tentunya dengan temuan ini akan mengganggu radiograf yang dihasilkan.

3.Film

 





 Film merupakan salah satu peralatan radiologi yang sangat vital dan sangat sensitif terhadap cahaya maupun sinar-x. Film ini, berdasarkan kesensitifan dan emulsinya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu blue sensitive dan green sensitive atau sering di sebut juga dengan istilah film yang memiliki karakteristik low speed dan high speed. 
Blue sensitif sering dikenal juga dengan monocromatic emultion, yaitu jenis emulsi film yang hanya peka sampai dengan panjang gelombang warna biru. Seangkan green sensitive sering disebut juga dengan policromatic emultion, yaitu jenis emulsi film yang hanya peka sampai dengan panjang gelombangnya warna hijau. Adapun bagian-bagian film radiografi akan dipaparkan sebagai berikut
3.1. Dasar film (film base)
Bahan utama film base terbuat dari poliester, dan umumnya memiliki zat warna kebiruan (blue base). Film base ini memiliki ketebelan kurang-lebih 0,18 mm.



 3.2. Lapisan perekat (subtratum layer)
3.3.1 Fungsi lapisan perekat
3.3.1.1. Menempelkan lapisan emulsi film secara merata pada lapisan datar.
3.3.1.2. Mencegah rerpisahnya butiran-butiran emulsi film.
Bahan yang digunakan untuk lapisan perekat adalah larutan gelatin. Larutan gelatin adalah susunan protein yang sangat komplek yang berasal dari kollagen fibres (potongan-potongan serat) yang berasal dari kartilago, kulit dan osesin binatang memamah biak, yang selanjutnya di proses secara hidrolisis sehingga terbentuknya gelatin polymer (NH2 CH2 COOH)n. Adapun sifat-sifat gelatin yang menguntungkan anatra lain :
a.Mempunyai daya ikat yang baik terhadap butiran-butiran perak halida.
b.Pada suhu tertentu mudah bersenyawa dengan larutan lain dan jika didinginkan akan kembali mengeras.
c.Tidak memberi pengaruh terhadap perak halida, baik setelah maupun sebelum disinari.
d.Jika dimasukkan ke dalam latutan prossesing ( pembangkit ) akan mudah mengembang, sehingga gelatin ini akan memberi kesempatan kepada zat-zat lain untuk bereaksi.
3.3.Emulsi film
Emulsi film merupakan “ sensitive material ” yang digunakan untuk membentuk bayangan radiograf. Ada tiga jenis halida yang biasa seringa dipergunakan. Diantaranya yaitu :
3.3.1 Silver bromida ( AgBr )
3.3.1.1.Memiliki cut-off sensitivity mencapai 480 nm. cut-off sensitivity adalah batas panjang gelombang dari emulsi film yang menunjukkan batas akhir kesensitifannya.

Memiliki peak sensitivity mencapai 430 nm.Peak sensitivity adalah panjang gelombang dimana emulsi film menunjukkan pada tingkat yang paling sensitif.
Umumnya digunakan untuk pembuatan emulsi film radiografi maupun fotografi.
3.3.2 Perak iodida ( AgI )
Umumnya digunakan sebagai halida campuran dengan tujuan untuk meningkatkan sensitifitasnya.
3.3.3 Silver clorida ( AgC l )
3.4. Lapisan pelindung (supercoat)
Lapisan pelindung ini terbuat dari gelatin dan berfungsi sebagai antibrasi (luka atau terkelupas).

4. Larutan Developer
Larutan developer adalah larutan yang berfungsi membangkitkan bayangan laten menjadi bayangan nyata dengan cara mereduksi AgBr yang terkena sinar menjadi perak metalik. Adapun bahan pereduksinya adalah sebagai berikut :
4.1. Metol
4.2. Phenidon
4.3. Hydroquinon



 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar