BAB
I
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan
ini sangatlah cepat sekali, hal inididukung dengan peningkatan arus informasi
yang sangat gelobal sehingga pengetahuan dan teknologi dapat cepat menyebar di
segala bidang termasuk bidang paralatan kesehatan.
Dalam bidang peralatan kesehatan ini dibutuhkan
tenaga-tenaga handal yang dapat mengoprasikan, memperbaiki dan mengembangkan
peralatan medic tersebut sehingga menjadi optimal. Dengan adanya pertimbangan
tersebut maka Akademi teknik elektro medic Bhakti Wira Husada mengadakan
orientasi pengenalan peralatan medic (OPPM), bagi mahasisiwanya. Pada
pelaksanakan OPPM ini mahasiswa diwajibkan untuk membuat laporan tentang
peralatan-peralatan medic tersebut.
1. MAKSUD
DAN TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN OPPM
Maksud dan tujuan pembuatan laporan OPPM ini adalah
1. Sebagai salah satu syarat untuk pengambilan kartu
hasil study dan kartu rencana study di ATEM Bhakti Wirahusada
2. Sebagai pelaksanaan kurikulum lokal di ATEM Bhakti
Wira Husada
3. Untuk meningkatan pengetahuan mahasiswa tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi kususnya dibidang kesehatan
4. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
calon teknisi peralatan medis yang handal.
2. METODE
PENYUSUNAN LAPORAN
Dalam penyusunan laporan ini penuls menggunakan
beberapa metode diantaranya adalah :
1. Metode observasi yaitu metode pengumpulan data
dengam mengadakan pengamatan secara langsung yaitu melihat, mencoba,
menstimulasi objek pengamatan
2. Metode intrvew yaitu mengumpulkan data dengan cara
wawancara atau konsultasi langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan secara
langsung dalam pembuatan laporan ini.
3. Metode literature yaitu metode pengumpulan data
dengan cara mempelajari dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan peralatan
medis yang sedang diamati.
BAB
1II
ISI
A. DEFIBRILLATOR
1. PENGERTIAN DEFIBRILLATOR
Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk memberikan terapi energi listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Sedangkan tindakan pengobatan definitif untuk mengancam jantung aritmia-hidup, fibrilasi ventrikel dan takikardi ventrikel pulseless disebut defibrillasi. Ini merupakan depolarizes massa kritis dari otot jantung, mengakhiri aritmia, dan memungkinkan irama sinus normal untuk dibangun kembali dengan alat pacu jantung alami tubuh, di node sinoatrial jantung.
Gambar deflibrator
1. FUNGSI ALAT
Digunakan
resusitasi jantung pada saat jantung
pasien mengalami fibrilasi, dengan memberi kan energi kejut listrik untuk mengaktifkan kembali
aktivitas jantung.
2. SPESIFIKASI DEFIBRILLATOR
Wave Form : Monophasic
Operating Mode :
Synchronous/Asynchronous
Energy Selection : 5 - 360J
Max. Discharging : 100+
Battery Charging Time :
5 Hours
Working Conditions : 0/40 C ve
%30-95Rh
Storing Conditions : -20 / +55 C
Weight : 8 Kg
Dimensions : 403x152x324
mm
Class : II B
Mail Supply Voltage : AC230V/1A
50-60 Hz
Direct Working From Main
Page :Optional Standart
Accessories : Power
Cab
a. Spesifikasi
Umum Defibrillator
1. Energi defibrilator
Biphasic harus rendah, monitor dengan perekam, memiliki kemampuan untuk
menangkap aritmia semua dalam energi maksimum dari 360 Joule.
2.
Harus
bekerja pada Manual dan defibrilasi Automated eksternal (AED)
3.
Harus
memonitor EKG melalui dayung, bantalan dan elektroda pemantauan dan
defibrillate melalui bantalan dan peddle.
4.
Harus
mengkompensasi impedansi tubuh untuk berbagai 25 sampai 1500hms.
5.
Harus
mampu melakukan kardioversi disinkronisasi.
6.
Seharusnya dibangun di printer 50mm
strip.
7.
Seharusnya
pengisian waktu kurang dari 5 detik untuk energi maksimum.
8.
Seharusnya
tampilan electroluminescent cerah untuk melihat pesan dan EKG bentuk gelombang
dari 4 detik.
9.
Seharusnya
peddle eksternal dengan indikator menghubungi peddle untuk kontak peddle yang baik.
10.
Harus
memiliki fasilitas event ringkasan untuk merekam dan mencetak setidaknya 250
peristiwa dan 50 bentuk gelombang.
11.
Harus
memiliki fasilitas untuk menyimpan data pasien dalam memori internal dan kartu
data yang biasanya lebih dari 90 menit EKG pasien & kegiatan.
12.
Jika
memiliki baterai yang mampu penggunaan untuk di 90minutes setidaknya atau 40
discharge.
13. Harus mampu
mencetak pada ringkasan Laporan Event, konfigurasi, uji diri, kapasitas baterai
dll.
14.
Harus memiliki fasilitas untuk uji
diri / periksa sebelum penggunaan dan mengatur fungsi.
15.
Seharusnya
fasilitas mondar-mandir SP02 dan non invasive.
16. Should mampu
memberikan energi dengan penambahan sebesar 1-2 joule sampai 30J dan penambahan
sebesar 50J maksimum setelahnya.
b.
Peralatan
1.
DC
shock dengan electrode (pedal)nya.
2.
Elektrolit
jelly.
3.
Ambubag
dengan face mask.
4.
Oksigen.
5.
Papan
resusitasi.
6.
Obat-obatan
emergency.
BLOK DIAGRAM PESAWAT
DEFIBRILATOR
1. Keterangan
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa suplay tegangan yang mencatu rangkaian dari batery charge yang discharge oleh rangkaian charge yang khusus dibuat untuk pesawat ini. Setelah itu terdapat saklar charge untuk mengisi kapasitor. Tombol charge ini sebenarnya merupakan penghubung suplay tegangan dari battery ke rangkaian oscilator yang menghasilakan pulsa sinusoidal pengganti signal ac yang mensuplay transformator. Untuk membangkitkan signal tegangan tinggi, setelah out put dari transformator tegangan tersebut dimasukkan kerangkaian voltage multiplier dengan system cascade. Kemudian out put tegangan tinggi ini diisikan kekapasitor. Besar dosis yang diinginkan dapat dilihat pada meter patunjuk. Selama besar muatan belum tercapai saklar charge dapat terus ditekan. Sistem penembakan atau pembuangan muatan ke pasien dilakukan dengan menekan saklar pb yang mengaktifkan relay sehingga muatan akan tersalur melalui paddle elektroda.
Apabila pengisian telah normal penembakkan tidak jadi dilakukan maka muatan dari kapasitor dibuang melalui R, dengan menekan tombol discharge sampai meter menunjukkan Nol.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa suplay tegangan yang mencatu rangkaian dari batery charge yang discharge oleh rangkaian charge yang khusus dibuat untuk pesawat ini. Setelah itu terdapat saklar charge untuk mengisi kapasitor. Tombol charge ini sebenarnya merupakan penghubung suplay tegangan dari battery ke rangkaian oscilator yang menghasilakan pulsa sinusoidal pengganti signal ac yang mensuplay transformator. Untuk membangkitkan signal tegangan tinggi, setelah out put dari transformator tegangan tersebut dimasukkan kerangkaian voltage multiplier dengan system cascade. Kemudian out put tegangan tinggi ini diisikan kekapasitor. Besar dosis yang diinginkan dapat dilihat pada meter patunjuk. Selama besar muatan belum tercapai saklar charge dapat terus ditekan. Sistem penembakan atau pembuangan muatan ke pasien dilakukan dengan menekan saklar pb yang mengaktifkan relay sehingga muatan akan tersalur melalui paddle elektroda.
Apabila pengisian telah normal penembakkan tidak jadi dilakukan maka muatan dari kapasitor dibuang melalui R, dengan menekan tombol discharge sampai meter menunjukkan Nol.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
3. PENEMPATAN
Elektroda Resuscitation ditempatkan sesuai dengan salah satu dari dua
skema. Skema anterior-posterior (conf. gambar) adalah skema yang lebih disukai
untuk penempatan elektroda jangka panjang. Satu elektroda diletakkan di atas
precordium kiri (bagian bawah dada, di depan jantung). Elektroda lainnya
ditempatkan di belakang jantung di daerah antara skapula. Penempatan ini
disukai karena terbaik untuk mondar-mandir non-invasif.
Skema anterior-apeks dapat digunakan ketika skema anterior-posterior
nyaman atau tidak perlu. Dalam skema ini, elektroda anterior ditempatkan di
sebelah kanan, di bawah klavikula. Elektroda apex diterapkan ke sisi kiri pasien, tepat di
bawah dan ke kiri dari otot dada. Skema ini
bekerja dengan baik untuk defibrilasi dan kardioversi, serta untuk monitoring
EKG.
Biasanya alat ini di gunakan di ruang ICU
IZIN DOWNLOAD
BalasHapus