Selasa, 08 Mei 2012

DEFIBRILLATOR


BAB I
PENDAHULUAN

Pada masa sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan ini sangatlah cepat sekali, hal inididukung dengan peningkatan arus informasi yang sangat gelobal sehingga pengetahuan dan teknologi dapat cepat menyebar di segala bidang termasuk bidang paralatan kesehatan.
Dalam bidang peralatan kesehatan ini dibutuhkan tenaga-tenaga handal yang dapat mengoprasikan, memperbaiki dan mengembangkan peralatan medic tersebut sehingga menjadi optimal. Dengan adanya pertimbangan tersebut maka Akademi teknik elektro medic Bhakti Wira Husada mengadakan orientasi pengenalan peralatan medic (OPPM), bagi mahasisiwanya. Pada pelaksanakan OPPM ini mahasiswa diwajibkan untuk membuat laporan tentang peralatan-peralatan medic tersebut.


1.  MAKSUD DAN TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN OPPM
Maksud dan tujuan pembuatan laporan OPPM ini adalah
1.    Sebagai salah satu syarat untuk pengambilan kartu hasil study dan kartu rencana study di ATEM Bhakti Wirahusada
2.    Sebagai pelaksanaan kurikulum lokal di ATEM Bhakti Wira Husada
3.    Untuk meningkatan pengetahuan mahasiswa tentang ilmu pengetahuan dan teknologi kususnya dibidang kesehatan
4.    Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia calon teknisi peralatan medis yang handal.
2.  METODE PENYUSUNAN LAPORAN
Dalam penyusunan laporan ini penuls menggunakan beberapa metode diantaranya adalah :
1.    Metode observasi yaitu metode pengumpulan data dengam mengadakan pengamatan secara langsung yaitu melihat, mencoba, menstimulasi objek pengamatan
2.    Metode intrvew yaitu mengumpulkan data dengan cara wawancara atau konsultasi langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan secara langsung dalam pembuatan laporan ini.
3.    Metode literature yaitu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan peralatan medis yang sedang diamati.

   BAB 1II
ISI
A.  DEFIBRILLATOR
1.  PENGERTIAN DEFIBRILLATOR



Defibrillator adalah alat yang digunakan untuk memberikan terapi energi listrik dengan dosis tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien. Sedangkan tindakan pengobatan definitif untuk mengancam jantung aritmia-hidup, fibrilasi ventrikel dan takikardi ventrikel pulseless disebut defibrillasi. Ini merupakan depolarizes massa kritis dari otot jantung, mengakhiri aritmia, dan memungkinkan irama sinus normal untuk dibangun kembali dengan alat pacu jantung alami tubuh, di node sinoatrial jantung. 








 
Gambar deflibrator
 
1.  FUNGSI ALAT
       Digunakan resusitasi  jantung pada saat jantung pasien mengalami fibrilasi, dengan memberi kan energi  kejut listrik untuk mengaktifkan kembali aktivitas jantung.


2.  SPESIFIKASI DEFIBRILLATOR




Wave Form                                 : Monophasic
Operating Mode                          : Synchronous/Asynchronous
Energy Selection                        : 5 - 360J

 
Max. Discharging                        : 100+
Battery Charging Time                 : 5 Hours
Working Conditions                              : 0/40 C ve %30-95Rh
Storing Conditions                     : -20 / +55 C
Weight                                       : 8 Kg
Dimensions                                : 403x152x324 mm
Class                                         : II B
Mail Supply Voltage                              : AC230V/1A 50-60 Hz
Direct Working From Main Page   :Optional Standart
Accessories                                : Power Cab

a.   Spesifikasi Umum Defibrillator
1.   Energi defibrilator Biphasic harus rendah, monitor dengan perekam, memiliki kemampuan untuk menangkap aritmia semua dalam energi maksimum dari 360 Joule.
2.   Harus bekerja pada Manual dan defibrilasi Automated eksternal (AED)
3.   Harus memonitor EKG melalui dayung, bantalan dan elektroda pemantauan dan defibrillate melalui bantalan dan peddle.
4.   Harus mengkompensasi impedansi tubuh untuk berbagai 25 sampai 1500hms.
5.   Harus mampu melakukan kardioversi disinkronisasi.
6.   Seharusnya dibangun di printer 50mm strip.
7.   Seharusnya pengisian waktu kurang dari 5 detik untuk energi maksimum.
8.   Seharusnya tampilan electroluminescent cerah untuk melihat pesan dan EKG bentuk gelombang dari 4 detik.
9.   Seharusnya peddle eksternal dengan indikator menghubungi peddle  untuk kontak peddle yang baik.
10.     Harus memiliki fasilitas event ringkasan untuk merekam dan mencetak setidaknya 250 peristiwa dan 50 bentuk gelombang.
11.     Harus memiliki fasilitas untuk menyimpan data pasien dalam memori internal dan kartu data yang biasanya lebih dari 90 menit EKG pasien & kegiatan.
12.     Jika memiliki baterai yang mampu penggunaan untuk di 90minutes setidaknya atau 40 discharge.
13. Harus mampu mencetak pada ringkasan Laporan Event, konfigurasi, uji diri, kapasitas baterai dll.
14.     Harus memiliki fasilitas untuk uji diri / periksa sebelum penggunaan dan mengatur fungsi.
15.     Seharusnya fasilitas mondar-mandir SP02 dan non invasive.
16. Should mampu memberikan energi dengan penambahan sebesar 1-2 joule sampai 30J dan penambahan sebesar 50J maksimum setelahnya.

b. Peralatan
1.     DC shock dengan electrode (pedal)nya.
2.     Elektrolit jelly.
3.     Ambubag dengan face mask.
4.     Oksigen.
5.     Papan resusitasi.
6.     Obat-obatan emergency.

 BLOK DIAGRAM PESAWAT DEFIBRILATOR

 
1. Keterangan
       Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa suplay tegangan yang mencatu rangkaian dari batery charge yang discharge oleh rangkaian charge yang khusus dibuat untuk pesawat ini. Setelah itu terdapat saklar charge untuk mengisi kapasitor. Tombol charge ini sebenarnya merupakan penghubung suplay tegangan dari battery ke rangkaian oscilator yang menghasilakan pulsa sinusoidal pengganti signal ac yang mensuplay transformator. Untuk membangkitkan signal tegangan tinggi, setelah out put dari transformator tegangan tersebut dimasukkan kerangkaian voltage multiplier dengan system cascade. Kemudian out put tegangan tinggi ini diisikan kekapasitor. Besar dosis yang diinginkan dapat dilihat pada meter patunjuk. Selama besar muatan belum tercapai saklar charge dapat terus ditekan. Sistem penembakan atau pembuangan muatan ke pasien dilakukan dengan menekan saklar pb yang mengaktifkan relay sehingga muatan akan tersalur melalui paddle elektroda.
Apabila pengisian telah normal penembakkan tidak jadi dilakukan maka muatan dari kapasitor dibuang melalui R, dengan menekan tombol discharge sampai meter menunjukkan Nol.

2.  SOP DEFIBRILLASI
1.     Nyalakan deflbrilator
2.     Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser tombol enerji
3.     Paddle diberi jeli secukupnya.
4.     Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula.
5.     Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang memberi tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu.
6.     Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang mengoperatorkan defibrilator, sebagai contoh:
      "Enerji siap "
      "Saya siap "
      "Tim lain siap"
1.     Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi, pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien (beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).
2.     Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama scperti sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.


3.  PENEMPATAN
Elektroda Resuscitation ditempatkan sesuai dengan salah satu dari dua skema. Skema anterior-posterior (conf. gambar) adalah skema yang lebih disukai untuk penempatan elektroda jangka panjang. Satu elektroda diletakkan di atas precordium kiri (bagian bawah dada, di depan jantung). Elektroda lainnya ditempatkan di belakang jantung di daerah antara skapula. Penempatan ini disukai karena terbaik untuk mondar-mandir non-invasif.
Skema anterior-apeks dapat digunakan ketika skema anterior-posterior nyaman atau tidak perlu. Dalam skema ini, elektroda anterior ditempatkan di sebelah kanan, di bawah klavikula. Elektroda apex diterapkan ke sisi kiri pasien, tepat di bawah dan ke kiri dari otot dada. Skema ini bekerja dengan baik untuk defibrilasi dan kardioversi, serta untuk monitoring EKG.
Biasanya alat ini di gunakan di ruang ICU





1 komentar: